BIMTEK Kurikulum Merdeka Untuk Dewan Guru MTs dan MA Putri Al Ishlahiyyah
Untuk menindak lanjuti program pemerintah dalam hal ini Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) tentang
kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka, maka Pimpinan Madrasah MTs dan MA Putri
Al Ishlahiyyah mengadakan giat “Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka Untuk
Civitas academika di lingkungan MTs dan MA Putri Al Ishlahiyyah.
Acara tersebut dilaksanakan pada hari Jum’at 6 Oktober di Gedung MTs Al Ishlahiyyah
mulai jam 08.00 WIB sampai dengan jam 14.30 WIB dengan nara sumber Ibu Dra.
Nurul Aini Hidayati M.Si yang notabenenya sebagai Pengawas Madrasah.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Madrasah
dan dilanjutkan dengan sambutan Bapak Abdullah Faqih S.Si atas nama Kepala
Madrasah. Sebelum penyampaian materi bimtek diawali dulu dengan permainan game
kebugaran oleh pemateri.
Sebagaimana kita ketahui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka
dan telah digunakan oleh banyak sekolah di Indonesia. Kurikulum Merdeka ini
sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Selain itu, kurikulum ini juga
telah diterapkan di 140.000 sekolah lainya. Nadiem mengatakan, Kurikulum
Merdeka ini sudah mulai digunakan mulai tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK,
SD, SMP, hingga SMA.
Sehingga, sekolah bisa melaksanakan kurikulum baru
ini secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing. Apa itu Kurikulum
Merdeka? Nadiem mengatakan, inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar.
Konsep ini, dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.
Misalnya, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka
tolok ukur yang dipakai untuk menilai tidak sama. Kemudian anak juga tidak bisa
dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai.
Kurikulum Prototipe akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa
dan sekolah. Nadiem mencontohkan lagi, nantinya di sekolah SMA tidak akan ada
lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. “Di dalam program
SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum
Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,” kata Nadiem
secara virtual, Jumat (11/2/2022). Ia mengatakan, siswa bisa bebas
memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.
Ini salah satu keputusan atau choice atau
pemilihan yang bisa diberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai
masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih,” ucapnya. Dilansir dari laman
kurikulum.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka
kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan
pengembangan karakter dan kompetensi murid.
Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan
pembelajaran adalah: 1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft
skills dan karakter sesuai profil Pelajar Pancasila. 2. Fokus pada materi
esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 3. Fleksibilitas bagi guru
untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan
peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Tetapi, Kemendikbud Ristek juga masih memberikan kelonggaran, jika masih ada
sekolah yang belum bisa menerapkan Kurikulum Merdeka, maka bisa menggunakan
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. Kemendikbud Ristek memberikan
kewenangan kepada kepala sekolah dan guru untuk memilih kurikulum. Kurikulum
ini adalah opsi pilihan karena kita sudah sangat sukses dengan kurikulum
darurat, kita gunakan filsafat yang sama, pilihan bagi sekolah mengikuti
kesiapannya masing-masing," ungkap Nadiem.
MA PUTRI AL ISHLAHIYYAH